KAMANG TANGAH ANAM SUKU BERWISATA KE “NAGARI PAHLAWAN”
KAMANG TANGAH ANAM SUKU BERWISATA KE “NAGARI PAHLAWAN”
Oleh :Irwan Setiawan
Perubahan cara kepemimpinan yang bersifat sentralistik ke sistem otonomi di Indonesia membawa dan melibatkan daerah-daerah untuk mampu memenuhi dan mencukupi keuangan masing-masing. Otonomi daerah juga memunculkan berbagai ide untuk pengembangan dan usaha memajukan daerah. Bagi daerah-daerah penghasil tambang, dan potensi kekayaan bumi lainnya akan lebih mudah mengatisipasi perubahan ini, karena mereka umumnya mampu memenuhi keuangan daerah sendiri. Tapi masalah akan terasa bagi daerah-daerah yang dasarnya memerlukan dana dari pemerintah pusat karena keterbatasan potensi kekayaan alam.
Agam adalah salah satu Kabupaten di Sumatera Barat yang tak memiliki potensi tambang untuk skala besar. Tapi sebenarnya Agam mempunyai berbagai potensi wisata yang seharusnya bisa dikembangkan dan dipromosikan untuk skala lokal, nasional bahkan internasional. Hal ini dapat dijadikan sebagai koreksi atas perkembangan dunia wisata Agam yang tertinggal dibanding Bukittinggi sebagai tetangga terdekatnya. Selama ini potensi wisata Agam lebih diarahkan ke daerah Maninjau dan sekitarnya dengan panorama danau dan keindahan alam di Puncak Lawang.
Salah satu daerah wisata di Agam yang jarang disinggung dan masih kurang di promosikan adalah objek wisata di Kecamatan Kamang Magek. Salah satu nagari yang ada disini adalah Nagari Kamang Tangah Anam Suku, yang barung saja disahkan sebagai nagari definitif. Sebagai sebuah nagari bersejarah, daerah ini sebenarnya adalah daerah yang menjanjikan untuk dunia wisata Kabupaten Agam. Dengan jarak sekitar 12 km dari Bukittinggi atau hanya memerlukan waktu perjalanan 20 menit dari Bukittinggi kita dapat langsung sampai di nagari yang unik ini.
Dalam tinjauan historis Sumatera Barat tentu semua orang tahu tentang peristiwa Perang Paderi yang bergejolak tahun 1820-an sampai tahun 1830-an dan salah satu tokoh pentingnya adalah Tuanku Nan Renceh yang berdomisili di Jorong Bansa, Kamang Tangah yang makamnya sampai sekarang masih terawat dengan baik. Peristiwa penting lain yang pernah terjadi adalah Perang Kamang yang meletus tahun 1908 dengan tokoh-tokoh pahlawan dari Kamang Mudiak , Kamang Tangah, Magek dan Kamang Hilir. Perang Kamang sebagai sebuah usaha menentang tindak pemerasan oleh Kolonial Belanda yang terjadi dengan pemungutan pajak (belasting) yang memberatkan bagi masyarakat, perjuangan ini dipimpin oleh H. Abdul Manan yang berasal dari dusun Kampuang Budi, Pakan Sinayan, Kamang Tangah. Untuk mengenangnya kita dapat melihat dan berziarah ke makam-makam para pahlawan tersebut di Jorong Pakan Sinayan.
Selain menyajikan objek wisata sejarah di Kamang Tangah, kita bisa juga berwisata ke nagari tetangganya yaitu daerah Kamang Mudiak juga memberi pesona wisata alam yang semua objeknya dapat dilewati dalam satu rute perjalanan. Apabila kita datang ke Kamang Tangah, Kamang Mudiak dengan melewati jalur Bukittinggi, Pakan Kamis ,dan sampai di Pakan Sinayan, maka kita akan disambut oleh Tugu Perang Kamang 1908 di daerah Pakan Sinayan. Kemudian perjalanan dapat dilanjutkan ke Ngalau Tarang Batu Biaro. Ngalau Tarang adalah sebuah sebuah panorama goa yang terdapat di kaki bukit dengan pesona yang mengagumkan dengan stalagtit dan stalagmit yang terdapat di dalam gua. Masyarakat sekitar memahami tempat ini sebagai sebuah legenda yang dahulunya berasal dari sebuah kapal, kemudian dikutuk hingga menjadi batu. Tiap sudut gua disebut-sebut memiliki spesifikasi dan penamaan-penamaan batu tersendiri. Ada batu kaki menggantung, batu kepala raja, batu singa, batu gajah, batu buaya, batu kain bersusun, batu ibu menyesui. dan berbagai penamaan lainnya. Dibagian depan Ngalau Tarang Batu Biaro terdapat sebuah batu besar dan di lewati oleh sebuah bandar (sungai kecil).
Setelah dari Jorong Pakan Sinayan, kita akan memasuki Jorong Bansa, disini kita dapat singgah ke makam Tuanku Nan Renceh sebagai pahlawan Perang Paderi. Kemudian perjalanan wisata akan memasuki Jorong Babukit dan Halalang, Nagari Kamang Mudiak. Disini kita bisa menikmati keidahan alam, yaitu Tarusan Kamang, Panorama Lengkok dan minuman khas teh talua tapai. Kemudian perjalanan bisa dilanjutkan ke jorong Durian menikmati keindahan Ngalau Kamang.
Dalam satu kali alur perjalanan dan petualangan kita bisa menikmati berbagai pesona nagari Kamang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA KE NUSANTARA
PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA KE NUSANTARA Oleh: Mursal Y ...
-
MERUMUSKAN KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP) Oleh: Mursal Y Mengukur ketercapaian pembelajaran pada kurikulum merdeka m...
-
PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN Oleh: Mursal Y Kita mungkin sering mendengar ungkapan “kejadian hari ini merupakan akibat dari peristiwa ...
-
ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA Oleh: Mursal Y Coba kita perhatikan lingkungan masyarakat di sekeliling kita ? Masyarakat yang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar