MERUMUSKAN KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
(KKTP)
Mengukur
ketercapaian pembelajaran pada kurikulum
merdeka menggunakan patokan kepada Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
(KKTP). KKTP harus dirumuskan oleh guru sejak awal penyusunan program
pembelajaran guna membantu dan menjadi pedoman dalam melaksanakan assesment
atau penilaian setiap tujuan
pembelajaran (TP) dalam sebuah capaian
pembelajaran (CP). Perumusan KKTP sangat dipengaruhi indikatorr tujuan
pembelajaran (IKTP) yang disusun guru saat merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP).
Merumuskan
KKTP memiliki beberapa perbedaan yang esensial bila dibandingkan dengan
merumuskan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada kurikulum 2013. Kriteria
Ketuntasan Mininal (KKM) pada kurikulum 2013 adalah patakoan untuk mengukur
penguasaan kompetensi oleh siswa terhadap setiap KD yang dipelajarinya. KKM
dirumuskan oleh guru berdasarkan kepada tiga faktor yaitu inteks siswa,
kompleksitas materi dan daya dukung yang tersedia. Guru dalam merusmuskan KKM
mulai dari KKM KD sampai pada KKM mata pelajaran. Rata-rata KKM KD menjadi KKM
mata pelajaran, rata-rata KKM mata pelajaran menjadi KKM kelas dan rata-rata
KKM kelas menjadi KKM satuan pendidikan. Pada kurikulum 2013 satuan pendidikan
diberikan kewenangan untuk menetapkan KKM satuan pendidikan.
Fungsi
KKM pada kurikulum 2013 adalah sebagai patokan untuk menentukan seorang siswa
mencapai ketuntasan belajaratau tidak Sementara pada kurikulum merdeka tidak
lagi menggunakan kata ketuntasan melainkan yang digunakan akan adalah kata ketercapaian. Perpedaan penggunaan kata
ketuntasan dan ketercapaian pada kedua kurikulum sesungguhnya mempunyai substansi
yang berbeda.
Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) adalalah untuk melihat sejauh mana
siswa mencapai kompetensi pada tujuan pembelajaran yang yang berfungsi untuk
merefleksikan proses pembelajaran. Kalau demikian diman letak perbedaanya antra
KKTP dengan KKM. Secara sepintas kelihatannya sama namun kalau kita amati betul
sesungguhnya berbeda. Ketercapaian Tujuan pembelajaran atau tercapai tidak
tujuan pembelajaran oleh siswa digunakan untuk sebagai bahan analisis dan
tindak lanjut untuk memperbaiki pembelajaran berikutnya. Ketuntasan Minimal
berupa indikator berbentuk angka tanpa adanya penjelasan atau deskripsi tentang
perbedaan angka-angka tersebut. Misalnya
seorang siswa memperoleh nilai 80 dari KKM 75, sementara siswa lain memperoleh
nilai 90 dari KKM 75. Sementara dalam KKTP ketercapaian pembelajaran
dideskripsikan dapat menggambarakan perbedaan
masing-masing tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran.
Berikut
beberapa perbedaan antara KKM dengan KKTP
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
- Indikator tuntas pada KKM menggunakan Angka mutlak seperti 75,78,
80
- Tiidak ada penjelasan atau
deskripsi mengenai perbedaan angka indikator tersebut.
- Siswa yang tidak tidak mencapai
indikator tuntas maka dilakukan remedial untuk mencapai angka ketuntasan
minimal.
- KKM cenderung meratakan kemampuan
peserta didik hanya karena memiliki nilai yang sama.
- Tidak bisa membedakan penguasaan
siswa yang memiliki nilai indikator yang sama dengan siswa lain
Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran
(KKTP)
- Indikator ketercapaian
pempelajaran pada KKTP berbentuk deskripsi konkret mengenai keterampilan
dan kompetensi yang dikuasai siswa.
- Indikator ketercapaian
pembelajaran merupakan , sebagai bukti bahwa siswa telah mencapai tujuan
pembelajaran.
- Indikator kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak
seperti, 70,85,90.
- Jika diperlukan guru diperkenankan
menggunakan rentang/ interval nilai misalnya 70-80, 81-90 dalam
menetukan indikator KKTP dan tetap memberikan deskripsi/ keterangan
mengenai tiap interval tersebut.
- Deskripsi tentang perkembangan siswa
menjadi lebih terukur dan personal sesuai dengan kemampuan mereka
masing-masing.
- Siwa yang mencapai nilai sama dengan siswa
lain penjelasan dalam laporan hasil belajarnya bisa membedakannya.
- Penjelasannya dalam deskripsi ketercapain pembelajaran benar-benar
disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, progres, dan area perkembangan masing-masing
siswa.
- Bila ditemukan siswa tidak mencapai indikator ketercapaian
guru akan melakukan refleksi dan evaluasi.
Guru
dalam mengembangkan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) dapat
menggunakan beberapa cara antara lain:
1.
Menggunakan Deskripsi Kriteria
2.
Mernggunakan pendekatan rubrik
3.
Menggunakan skala atau interval
Ketiga
cara mengembangkan KKTP menggunakan deskriptif tentang capaian yang diperoleh
oleh siswa. Deskripsi yang disusun guru mencakup kategori yang dicapai siswa
seperti, Kurang, Cukup, Baik, Sangat
Baik, atau Kurang memadai, Memadai dan Sangat Memadai dan kategori lain. Penentuan kategori perolehan pencapaian siswa
tentu didasarkan kepada Tujuan Pembelajaran yang telah dirumuskan.
Deskripsi
dan kategori pencapaian tujuan pembelajaran seperti yang diuraikan di atas
bersifat kualitatif. Di sisi lain kita
menemukan rapor yang merupakan laporan pencapaian dan perkembangan hasil
belajar siswa bersifat kuantitatif atau angka. Alan timbul
pertanyaan-pertanyaan antara lain:
· Bagaiamana
dengan nilai rapor yang bersifat kuantitatif berupaangka mutlak ?
· Apa yang menjadikan dasar pertimbangan bagi
guru untuk menetapkan seorang siswa mencapai kategori pencapaian tujuan mata
pelajaran tertuntu ?
Jawaban
dari pertanyaan yang pertama adalah mebuatkan interval nilai masing-masing
kategori pencapaian. Misalnya dibawah 60 Kurang, 61-70 Cukup, 71-80 Baik, 81 ke
atas Sangat Baik. Interval ketercapaian ini selanjutnya diolah menjadi nilai
sumatif yang dilaporkan dalam rapor siswa. Pertanyaan selanjutnya adalah dasar
penentuan kategori ketercapaian tujuan
pembelajaran siswa ? Penentuan kategori
pencapaian tujuan pembelajaran adalah indikator ketercapaian pembelajaran.
Penentuan kategori pencapaian tujuan
pembelajaran ini sekaligus sebagai jawaban pertanyaan apa yang menjadikan dasar
pertimbangan bagi guru untuk menetapkan seorang siswa mencapai kategori
pencapaian tujuan mata pelajaran tertuntu ? Dasar yang menjadi pertimbangan
bagi guru untuk menetapkan seorang siswa telah mencapai atau belum tujuan
pembelajaran adalah seberapa tujuan pembelajaran yang dirumuskan dicapai oleh
masing-masing siswa. Untuk bisa mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran ini
guru harus terlebih dahulu menentukan tanda-tanda atau cirri seorang siswa
telah mencapai tujuan pembelajaran. Tanda-tanda pencapaian tujuan pembelajaran
ini biasanya kita sebut dengan indikator pencapaian kompetensi pada kurikulum
2013 sedangkan pada kurikulum merdeka disebut dengan Indikator Ketercapaian
Pembelajaran (IKTP). IKTP diturunkan
atau oleh guru saat merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) masing-masing Capaian
Pembelajaran (CP) di setiap fase.
Berikut
ini contoh simulasi perumusan KKTP berdasarkan IKTP setiap Tujuan Pembelajaran
(TP).
No
|
Capaian Pembelajaran
|
Tujuan Pembelajaran
|
Indikator Ketercapaian
pembelajaran
|
KKTP
|
1
|
Peserta didik mampu konsep
dasar studi sejarah yang meliputi
konsep manusia, ruang, waktu diakronis (kronologi), sinkronis,
kausalitas perubahan berkelanjutan, kegunaan sejarah, metode penelitian
sejarah
|
Setelah pembelajaran
……………... ……………… ……………..
……
|
1.
Menguraikan konsep ruang dan waktu dlm
sejarah
2.
Menjelaskan konsep sinkronik dan
diakronik
3.
Menguraikan fungsi sinkronik dan
diakronik dalam penulisan sejarah
4.
Mengaitkan hubungan satu peristiwa
dengan peritiwa lainnya
5.
Melakukan penelitian sederhana tentang
sejarah masyarakat tempat tinggal siswa
6.
dst
|
Dari 5 indikator Ketercapaian pembelajaran (IKTP) yang
diturunkan oleh guru dari kompetensi capaian pembelajaran, siswa baru bisa mencapai
tujuan pembelajaran yang dirumuskan misalnya minimal menguasi 3 IKTP. Maka KKTP pada Tujuan Pembelajaran ini
adalah 3/5 atau 60 %
|
Dari
contoh perumusan IKTP di atas diperoleh KKTP pada Tujuan Pembelajaran tersebut
adalah 60 %. Maka langkas selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah membuat
interval dan pengelompokkan kategori pencapaian pembelajaran. Misalnya.
Ketercapaiann di bawah 60 % belum tercapai atau kategori kurang, 60% - 70 %
kategori telah tercapai, 71 % - 80 %
tercapai dengan baik, 81 % ke atas tercapai dengan sangat baik.
Pengelompokan
pengkategorian ketercapain pembelajaran di atas akan membantu guru saat
melakukan pengelohan nilai sumatif. Guru bisa lebih mudah mengolah nilai dari
bentuk persen ke nilai yang berbentuk angka dari 0 – 100.