PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA KE NUSANTARA

                                        PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA

KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA KE NUSANTARA

 

Oleh: Mursal Y

 



 

Masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu/Budha di Indonesia tidak terlepas  dari proses perdagangan rempah-rempah dunia sejak awal abad masehi. Wilayah Nusantara yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah yang dibutuhkan oleh pasaran Eropa telah menjadikan daerah-daerah di Nusantara menjadi pusat kunjungan para pedagang sejak awal abad masehi. Daerah yang dilalui para pedagang dalam lalu lintas peradagangan rempah dunia ini lebih dikenal dengan sebutan “Jalur Rempah”.

 

A.    Nusantara dan Jalur Rempah

 

Rempah-rempah merupakan komuditas perdagangan utama di dunia terutama di Eropa. Rempah-rempah sebuah komuditas yang lebih berharga dari emas di Eropa sampai abad ke XVII M. Eropa sangat membutuhkan rempah-rempah. Di sisi lain, rempah-rempah tidak ditemukan di Eropa. Rempah-rempah merupakan komuditas tanaman yang tumbuh subur di bumi belahan timur.  Daerah yang paling subur dan merupakan penghasil rempah-rempah utama dunia adalah wilayah-wilayah di Nusantara. Hal ini bisa kita temukan seperti apa yang disampaikan oleh Tome Pires dalam bukunya “Summa Oriental que trata do Mar ate aos Chins” (Ikhtisar Wilayah Timur: dari Laut Merah hingga negeri China). Tome Pires berikisah tentang pengalamannya berada di wilayah Nusantara pada abad ke 16 M.  Menurut Tome Pires;

 Para Pedagang Melayu berkata bahwa Tuhan telah menciptakan Timor untuk kayu cendana, Banda untuk pala, dan Maluku untuk cengkih. Barang dagangan ini tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia kecuali di ketiga tempat ini. Saya telah bertanya kepada banyak orang dengan sangat cermat dan sabar, mengenai apakah ketiga komoditas tersebut dapat ditemukan di tempat lain, dan semua orang menjawab tidak.”

 

JALUR PERDAGANGAN REMPAH-REMPAH INTERNASIOLAH

(JALUR REMPAH)



Sumber: https://nasional.sindonews.com/berita/1205671/16/jalur-rempah-atau-sutra

 

Rempah-rempah  sangat dibutuhkan di Eropa, bahakan sampai abad ke XVIII rempah-rempah lebih berharga dibanding emas. Potensi rempah-rempah nusantara dan kebutuhan pasar internasional yang seperti ini menjadi dunia timur terutama nusantara menjadi daerah yang penting dalam perdagangan internasional.Jalur perdagangan rempah-rempah dari Nusantara samapai ke pasar eropa ini lebih dikenal dengan sebutan “Jalur Rempah”.

Lalu lintas perdagangan rempah-rempah anatara dunia timur dan barat menjadi daerah-daerah di Nusantara ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang asing. Wilayah Nusantara sepanjang Selat Malaka dan wilayah Nusantara lainnya ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang Arap, Cina dan India.  Kontak dagang anatra pedagang asing yang dating ke Nusantara secara langsung akan terjadi interaksi antara penduduk nusantara dengan para pedagang asing yang berbeda budaya.  

Kontak budaya yang terjadi antara bangsa Indonesia di Nusantara dengan bangsa-bangsa asing yang datang berdagang ke Nusantara telah menyebabkan masuknya pengaruh budaya asing tersebut dalam kebudayaan bangsa Indonesia.

B.   Masuknya pengaruh Hindu/Budha ke Nusantara

Kontak budaya antara bangsa Indonesia dengan para pedagang India menyebabkan masuknya pengaruh budaya India (Hindu/budha) ke Nusantara. Tentang proses masuknya pengaruh Hindu/Budha ke Nusantara ada beberapa teori, yaitu:

1.    Teori Waisya

Waisya adalah salah satu kasta dalam agama Hindu. Kasta Waisya adalah kasta yang dimiliki oleh para pedagang. Menurut teori waisya agama dan pengaruh Hindu/Buda masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India.  Menurut teori ini para pedagang India yang datang ke Nusantara yang menyebarakan agama Hindu di Nusantra.

Teori waisya memiliki kelemahan.  Kelemahan teori waisya yang menyatakan pedagang India yang menyebarkan agama Hindu di Nusantara karena dalam agama Hindu kasta waisya tidak punya kewajiban dan kemampuan untuk menyebarkan agama. Yang mempunyai kompetensi dan kewajiban menyebarkan agama dalam agam Hindu adalah kasta Brahmana.

2.    Teori Brahmana

Karena tidak mungkin para pedagang India dari kasta waisya yang menyebarkan agama Hindu di Nusantara, maka kemungkinannya yang lain adalah yang menyebarkan agama Hindu adalah para Brahamana. Teori ini disebut dengan teori brahmana. Teori ini juga memiliki kelehaman. Dalam agama Hindu para Brahmana dilarang menyeberangi lautan. Sementara untuk mencapai Nusantara para Brahmana dari India harus menyerangi lautan.

3.    Teori Ksatria

Kesatria adalah kasta yang dimiki oleh para prajurit. Menurut teori ini agama Hindu disebarkan ke Nusantara oleh prajurit-prajurit India yang menaklukan wilayah Nusantara. Teori ini  juga punya kelemahan karena baik dalam catatan sejarah Indonesia maupun catatan sejarah India, tidak ada wilayah Nusantara yang menjadi daerah taklukan kerajaan India. Jangankan punya daerah taklukan di Nusantara, antara daerah di Nusantara tidak ada terlibat perang dengan India.

Teori yang menyatakan bahwa yang menyebarkan  agama Hindu ke nusantara juga tidak mungkin.

4.    Teori Sudra

Karena 3 teori sebelumnya memiliki kelemahan dan tidak mungkin mereka menyebarkan agama hindu di Nusantara maka ada kemungkinan yang menyebarkan agama Hindu ke Nusantara adalah orang India dari Kasta Sudra. Teori ini berpendapat bahwa orang-orang berkasta Sudra yang sangat tidak berharga di India bahkan sangat menderita melarikan diri dari India ke Nusantara. Di Nusantara para sudra ini menyebarkan agama Hindu kepada orang-orang Nusantara.

Teori Sudra juga memiliki kelemahan. Orang-orang yang berkasta sudra tidak memiliki pengetahuan tentang agama Hindu. Jangankan memiliki ilmu tentang agama Hindu, dalam agama Hindu si-sudra tidak boleh mendengarkan brahmana yang sedang membaca weda. Apabila brahmana sedang membaca weda dan kebetulan si-sudra lewat dekat tempat itu maka si-sudra harus menutup telinganya agar tidak mendengar weda yang dibacakan.

Jadi dari empat teori yang dikemukan di atas memiliki kelemahan dalam penyebaran agama Hindu di Nusantara. Kalau kita peerhatikan keempat teori tersebut menggambarkan yang aktif menyebarkan agama Hindu di Nusantara adalah orant-orang India, sementara orang Indonesia bersifat pasif.

5.    Teori Arus Balik

Teori arus balik adalah teori yang mengatakan orang Indonesia yang aktif mempelajari peradaban Hindu/Buda

ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

 

ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Oleh: Mursal Y





Coba kita perhatikan lingkungan masyarakat di sekeliling kita ? Masyarakat yang ada di sekeliling tempat tinggal kita terdiri dari berbagai macam kelompok suku, warna kulit budaya dan agama. Pernahkah terlintas di fikiran kita keberagaman masyarakat yang kita temui  di sekitar kita tinggal berasal dari suatu daerah dan kebudayaan yang sama atau dari daerah dan kebudayaan yang berbeda ? Keberagaman budaya, etnis, dan agama yang lebih komplek akan terlihat kalau kita mengamati bangsa Indonesia secara keseluruhan.

            Bangsa Indonesia terkenal dengan bangsa yang terdiri dari bermacam suku bangsa, ras, agama dan etnik.  Suku bangsa  mulai dari Aceh, Batak, Minangkabau,  Jawa, Sunda, Bugis-Makasar dan suku-suku lain tersebar di seluruh kepulauan Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai ke Pulau Rote. Keberagaman suku bangsa, ras dan agama tersebut telah menjadikan Indonesia kaya dengan berbagai macam kebudayaan dan yang meruapakn warisan intelektual dan tak ternilai harganya. Dibalik kekayaan kebudayaan warisan bangsa tersebut, pernahkah terlintas di fikiran kita, berbagai suku bangsa dengan keberagaman budaya, ras, suku dan agama yang mendiami wilayah Nusantara berasal dari mana, kapan mereka  datang ke Nusantara ?

            Berikut ini kita akan membahas asul-usul nenek moyang bangsa Indonesia. Ada beberapa pendapat dan teori tentang asal-usul dan kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia ke Nusantara.

1.    Teori Yunan

Teori ini menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Cina/Tiongkok, yaitu dari daerah Yunan. Menurut teori Yunan nenek moyang bangsa Indonesia bergerak dari daerah sekitar Sungai Mekong dan Sungai Salween di daerah Yunan. Mereka meninggal daerah Sungai Mekong dan Sungai Salween yang subur diperkirakan oleh beberapa sebab diantaranya bencana alam atau serangan dari suku-suku yang lebih kuat.

Nenek moyang  bangsa Indonesia yang berasal dari Yunan ini termasuk kelompok Astronesia yang merupakan pelaut ulung. Mereka merupakan penemu perahu bercadik. Perahu bercadik merupakan cirri khas alat pelayaran Indonesia. Kelompok astronesia ini kemudian dikenal dengan bangsa Melayu Indonesia.

Pendapat yang mengatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan didasarkan atas penemuan benda budaya berupa kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki ciri khas yang sama dengan kapak tua di wilayah Asia TenggaraSelain dari itu teori Yunan juga mendasarkan kepada ditemukannya kesamaan bahasa yang digunakan masyarakat di kepulauan Nusantara dengan bahasa yang ada di kamboja, yakni bahasa Melayu Polinesia. Fenomena tersebut menandakan bahwa orang- orang Kamboja berasal dari Yunan dengan cara menyusuri Sungai Mekong.Penemuan tersebut menandakan adanya proses migrasi manusia di wilayah Asia Tenggara ke kepulauan di Nusantara. Ahli yang berpendapat dengan teori ini antara lain J.R. Logon, R.H Geldern, J.H.C Kern, dan J.R. Foster. Teori ini juga didukung oleh ahli dari Indonesia Muhammad Ali.

Teroi Yunan mengatakan ada tiga gelombang kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia ke Nusantara yaitu, Proto Melayu, Deutro Melayu dan Melanosoid.

a.    Proto Melayu (Melayu Tua)

Proto Melayu atau Melayu Tua adalah orang- orang Austronesia yang berasal dari Asia yang pertama kali datang di kepulauan Nusantara sekitar tahun 1500 SM.Bangsa Proto Melayu ini memasuki wilayah nusantara dengan dua jalur, yakni jalur barat melalui Malaysia-Sumatera dan jalur timur melalui Filipina –Sulawesi. Proto Melayu membawa kebudayaan neolithicum dengan peralatan batu yang telah dihaluskan. Menurut Van Heekeren beradasarkan penemuan  di Kalumpang atau daerah Sumatera utara, telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak lonjong. Suku yang termasuk Proto Melayu adalah suku Dayak dan suku Toraja.

b.    Deutro Melayu (Melayu Muda)

Bangsa Melayu muda  masuk ke Nusantara sekitar 400-300 SM dengan jalur barat dengan menempuh rute dari Yunan tepatnya Teluk Tonkin, Vietnam, semenanjung Malaysia, dan sampai akhirnya sampai di wilayah Nusantara. Bangsa ini telah memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan bangsa pendahulunya (Proto Melayu) karena sudah bisa menghasilkan barang-barang dari perunggu dan besiBenda-benda budaya yang dihasilkan oleh Deutro Melayu antara lain: kapak corong, kapak sepatu, dan bentuk- bentuk nekara. Bangsa ini juga sudah mulai mengembangkan kebudayaan megalithikum. Kebuayaan Megalitik yang mereka hasilkan di antaranya  menhir atau tugu batu, dan punden berundak. Keturunan bangsa Deutro melayu atau Melayu Muda ini adalah suku Jawa, Melayu, dan Bugis yang termasuk dalam suku bangsa Indonesia. 

 

c.    Melanesoid

Bangsa Melanesoid mulai hadir juga di sekitar wilayah Papua pada akhir zaman es 70.000 SM.

 

d.    Bangsa Primitf

 Sebelum kedatangan  bangsa melayu (Proto Melayu dan Deutro Melayu) di Nusantara, sudah ada kelompok manusia yang telah lebih dulu tinggal di wilayah ini. Kelompok tersebut termasuk dalam bangsa primitive dengan budaya yang masih sangat sederhana. Bangsa primitive ini sering juga disebut dengan manusia purba.

  1. Teori Nusantara

Teori Nusantara dikemukakan oleh para ahli antara lain; Gorys Keraf, J. Crawford, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Muhammad Yamin.

Teori Nusantara didasarkan kepada anggapan atau hipotesis bahwa bangsa melayu sudah memiliki peradaban yang sudah tinggi. Bangsa Melayu telah melewati proses perkembangan di wilayah sebelum kedatangannya ke Nusantara. Teori Nusantara didukug oleh penemuan kesamaan bahaya Melayu dengan bahasa Kamboja. Penemuan Homo Soloensis dan Homo Wajakanesis di Pulau Jawa dapat diperkirakan kalau bangsa Melayu berpotensi berasal dari Pulau Jawa. Perbedaan bahasa di nusantara karena bangsa Austronesia mengalami perkembangan di daerah Nusantara dengan bahasa yang telah berkembang di Asia Tengah yaiti bahasa Indo-Eropa

2.     Teori Out Afrika

Teori ini mengungkapkan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Afrika. Anggapan ini berdasarkan pada kajian ilmu genetika lewat penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan gen laki-laki. Dari hasil penelitian ilmiah berdasarkan DNA mitokondria adanya kesamaan gen antara bangsa Indonesia dengan bangsa Afrika.

Teori ini mengatakan bahwa bangsa Indonesia bermigras dari Afrika atau melakukan perpindahan menuju Asia Barat sekitar 50.000-70.000 tahun yang lalu. Pada sekitar tahun itu bumi sedang memasuki akhir dari zaman glasial, yakni ketika permukaan air laut menjadi lebih dangkal karena air masih berbentuk gletser. 

 

Perpindahan bangsa afrika ke Asia terpecah menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok yang tinggal sementara di bagian wilayah Timur Tengah atau Asia Barat Daya dan ada kelompok lain yang bermigrasi dengan menyusuri Pantai Semenanjung Arab menuju India, Aia Timur, Australia, termasuk IndonesiaPerpindahan kelompok manusia dari benua Afrika ke benua Asia sampai ke Indonesia dimungkinkan karena terjadi sebelum mencairnya es di kutup sehingga lautan masih sangat dangkal dan dapat dilalui oleh manusia.

 

  1. Teori Out Of Taiwan

 

Teori Out Of Taiwan mengungkapkan bahwa asal-usul bangsa Indonesia adalah berasal dari kepulauan Famosa atau wilayah Taiwan. Teori ini rupanya didukung oleh ahli bernama Harry Truman Simanjuntak. Teri out of Taiwan didasarkan pada pola genetika. Adanya kesamaan kromosom manusia Indonesia dengan bangsa Tiongkok.

.

 

 

PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN

 

PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN

Oleh: Mursal Y




Kita mungkin sering mendengar ungkapan “kejadian hari ini merupakan akibat dari peristiwa  kemarin dan kejadian hari ini merupakan penyebab peristiwa masa depan”. Ungkapan di atas tidak saja menggambarkan hubungan sebab akibat antara hari ini dengan hari kemarin, masa depan dengan masa kini, tetapi juga menjelaskan kepada kita adanya gerak perubahan dan keberlanjutan dalam kehidupan manusia. Perjalanan kehidupan manusia dari masa lalu ke masa kini dan dari masa kini ke masa depan akan senantiasa mengalami perubahan dari kelanjutan peristiwa dan kejadian-kejadian sebelumnya secara kontiniutas. Perubahan dan keberlanjutan merupakan bagian dari sejarah kehidupan umat manusia dalam bagiannya di tengah-tengah masyarakat.

Perubahan dan keberlanjutan  yang terjadi pada rentangan waktu dalam kehidupan manusia dalam masyarakat menjadi salah satu bagian penting dalam kajian sejarah sebagai ilmu pengetahuan. Sebagai ilmu, sejarah mengkaji tentang perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Seperti yang disampaikan oleh Wertheim, "history is a continuity and change" (sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan perubahan) atau yang dikatakan oleh Heraclitus mengatakan "panta rei", artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir, masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan berubah.  Ungkapan yang disampaikan oleh kedua filosof di atas memberikan penegasan kepada kita dalam perjalanan kehidupan tidak ada yang konstan dan tetap, melainkan semuanya akan selalu mengalami perubahan, bergerak secara berkesinambungan dalam proses keberlanjutan dari kehidupan itu sendiri.

Perubahan, pergerakan dan keberlanjutan ini secara sederhana dapat kita lihat dari proses perjalanan kehidupan manusia. Manusia lahir, bayi, belajar merespon, merangkak, berdiri, berjalan, dan seterusnya sampai manusia menjadi anak-anak, remaja, dewasa dan tua. Semuanya itu meruapakan fase-fase perubahan dan pergerakan dalam keberlanjutan kehidupan seorang individu. Peristiwa sejarah dalam kehidupan umat manusia tidak ubahnya seperti pergerakan, perubahan dan keberlanjutan kehidupan seorang anak manusia tersebut. Perubahan dan keberlanjutan tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses sengaja dan sadar yang diusahakan. kejadian dalam sebuah peristiwa sejarah merupakan sebuah rangkaian peristiwa yang berkelanjutan.

Lebih jelas tentang perubahan dan keberlanjutan ikuti pembahasan  berikut.

A.      Perubahan

Perubahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keadaan yang berubah, peralihan atau pertukaran. Pengertian perubahan seperti yang terdapat dalam KBBI tersebut secara gambling dapat difahami pengertian perubuhan adalah segala sesuatu di berbagai aspek kehidupan yang selalu bergerak dalam perjalanan kehidupan.  Perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia ada yang terjadi secara cepat dan drastis ada juga yang terjadi lambat dan bertahap.

Perubahan yang terjadi seiring dengan perjalanan waktu yang dilalui dalam kehidupan manusia. Contoh dari perubahan yang dialami pola kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pada tahap awal manusia memenuhi kebutuhan hidup dengan memakan dan memanfaatkan apa yang disediakan oleh alam atau foodgathering, kemudian berubah dengan cara bercocok tanam. Bercocok tanampun mengalami perubahan seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan zaman.

Perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia seiring dengan waktu disebabkan oleh dua faktor, faktor internal dan faktor eksternal.

1.      Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang terjadi berkembang dalam kehidupan manusia dalam berhubungan dengan manusia lain.

Faktor internal antara lain:

a.       Perekembangan Ilmu Pengetahuan

Tantangan yang dihadapi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup merupakan faktor pendorong dan perangsang berkembangnya pola fikir. Perkembangan pola fikir mengakibatkan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki dan digunakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Perkembangan ilmu pengetahuan menjadikan manusia lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup  menyebabkan perubahan pola hubungan dan tingkah laku masyarakat.  Perubahan yang terjadi tidak lain merupakan suatu hal yang kontiniutas atau keberlanjutan dalam kehidupan masyarakat.

Contoh dari perkembangan ilmu penegtahuan yang menimbulkan perubahan dan keberlanjutan di antaranya adalah penemuan teknologi di bidang telekomunikasi. Penemuan telephon mempermudah manusia dalam berkemunikasi dalam jarak jauh. Dalam perkembangannya teknologi komunikasi tidak terhenti dengan penemuan alat yang bernama telephon. Penemuan internet menyebabkan kemajuan sistem komunikasi manusia, mulai dari penemuan gawai/handphone generasi pertama sampai ke generasi terbaru saat ini yang lebih dikenal dengan handphone android.

Kemajuan teknologi komunikasi menjadi penyebab terjadinya perubahan dalam sitem sosial dan pergaulan masyarakat. Pada tahap awal telephon tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga menunjukan status sosial dalam masyarakat. Hanya masyarakat kelas atas yang memiliki sarana komunikasi telephon. Telephon merupakan barang mewah dalam kehidupan masyarakat. Sejalan dengan perjalanan waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, alat komunikasi jarak jauh manusia semakin canggih dan semakin mudah dan murah. Handphone atau gawai menjadi sarana komunikasi yang menghiasi kehidupan masyarakat saat ini. Kepemilikan gawai tidak menjadi penanda status sosial. Gawai sudah menjadi perlatan komunikasi yang umum dan bagian dalam kehidupan masyarakat. Selain dari itu penemuan alat komunikasi gawai terrutama gawai pintar atau Hp android telah menjadikan dunia semakin dekat dalam masalah komunikasi.

b       Konflik Sosial

    Konflik sosial yang terjadi secara tidak disadari akan menimbulkan perubahan dalam pola hubungan masyarakat.  Konflik akan menimbulkan perpecahan dan keretakan dalam masyarakat.  Dalam skala yang lebih besar konflik bisa menyebabkan terjadinya pemberontakan seperti pemberontakan DI/TII dan pemberontakan lainnya. Revolusi yang terjadi dalam sejarah juga dibebakan oleh konflik di masyarakat tersebut. Revolusi Perancis misalnya, Revolusi perancis diawali oleh konflik antara pemerintah dengan kaum buruh dan pra bangsawa.

 

2.      Faktor eksternal

Perubahan juga bisa disebabkan oleh faktor eksternal seperti bencana alam. Akibat dari bencana alam mengharuskan masyarakat di relokasi ke daerah yang lebih aman. Relokasi masyarakat ke daerah yang lebih aman mengharuskan masyarakat berhubungan dengan kondisi dan pergaulan baru.


PROKLAMASI SUMATERA

 

PROKLAMASI SUMATERA

Oleh: Mursal Y

Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Penyebaran panflet dan menyiarkan melalui stasiun radio Jepang Domai oleh putra-putra Indonesia yang bekerja di stasiun radio tersebut. Berita proklamasi dengan cepat menyebar di masyarakat terutama masyarakat di Jakarta.


Merah Putih Pertama kali berkibar di Jam gadang Bukittinggi 19 Agustus 1945


Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia juga dengan cepat sampai ke Sumatera. Berita proklamasi diterima oleh rakyat Sumatera tepatnya di Minangkabau  dari tanggal 17 – 20 Agustus 1945.  Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ini cepat sampai ke Minangkabau berkat adanya stasiun radio Jepang Domai  di Bukittinggi.  Adalah Ahmad Basya seorang pegawai PTT menerima berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui stasiun radio Domai. Ahmad Basya kemudian dengan segera memberitahukan tentang berita proklamsi tersebut kepada sejumlah tokoh di Bukittinggi.  Berita proklamasi yang diterima oleh Ahmad Basya kemudian diketik ulang oleh Aidit St. Rajo Nan Sati dan  ditempelkan di lokasi-lokasi penting di Bukittinggi. Ternyata cara ini mempercepat tersebarnya berita proklamasi di kalangan masyarakat Bukittinggi. Berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan cepat menyebar dari mulut ke mulut dalam percakapan masyarakat.

Sekelompok pemuda membawa dan memperlihatkan berita kawat (telegram) tentang proklamsi kemerdekaan Indonesia kepada Muhammad Sjafei.  Setelah mendapat informasi tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia Muhammad sjafei mengadakan rapat di rumah dr. Rasjiddin di Padang Panjang.  Pada rapat tersebut disepakati untuk memperbanyak berita proklamasi kemerdekaan Indonesia tersebut dan disebarkan secara diam-diam kepada seluruh tokoh perjuangan ke berbagai daerah di Minangkabau.  

Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia yang tersebar dengan cepat di Minangkabau baik melalui selebaran maupun dari mulut ke mulut. Rakyat Minangkabau menanggapi berita proklamasi tersebut dengan sangat gembira dan antusias dengan mengadakan rapat-rapat raksasa (pertemuan-pertemuan masyarakat dengan jumlah besar). Puncaknya pada tanggal 29 Agustus 1945 M. Sjafei membacakan teks  proklamasi di rumah dr. Rasjidin di Padang Panjang sebagaimana yang tulis oleh sejarawan Indonesia  DR.Mestika Zed. (rekening listrik rumah tersebut sampai sekarang masih atas nama  dr Rasjidin)



M. Sjafei pertama membacakan kembali teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno-Hatta, kemudian beliau membacakan Proklamasi Sumatera.  Pembacaan proklamasi sumatera sperti berikut ini:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta 17 boelan 8 tahoen 1945

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno-Hatta

 

Maka kami bangsa Indonesia di Soematra dengan ini mengakoei kemerdekaan Indonesia seperti dimaksoed dalam proklamasi di atas dan menjoenjoeng keagoengan kedua pemeimpin indonosia itoe.

Boekitinggi, hari 29 bln 8 th 1945

 

Atas nama bangsa Indonesia di Soematra

Moehammad Sjafei

 

METODE PENELITIAN SEJARAH

 

METODE PENELITIAN SEJARAH



Oleh: Mursal Y

Penelitian sejarah adalah kegiatan melakukan pengkajian dan penelurusan peristiwa yang terjadi pada masa lalu melalui jejak-jejak sejarah yang ditemukan di masa kini. Penelitian sejarah bertujuan untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan pemahaman serta makna yang terkandung dalam sebuah peristiwa masa lalu.  Peneilitan sejarah adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan secara sistematis dengan beberapa tahapan yaitu:

1.    Menentukan Topik Penelitian

Menentukan topik penelitian adalah langkah pertama yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian.  Topik Penelitian akan diperoleh apabila ditemukan masalah yang akan diteliti.

Masalah penelitian dapat ditemukan dengan berbagai cara seperti dari studi literatur atau studi kepustakaan, pengematan kehidupan dan gejala sosial dan cara lainnya.  Menemukan masalah penelitian baik dengan cara studi literatur maupun cara lainnya seorang calon peneliti harus mampu melahirkan pertanyaan mengapa fenomena atau sebuah peritiwa itu terjadi. Pertanyaan mengapa dapat dilakukan dengan cara membandingkan kondisi ideal yang ada dengan realita yang terjadi. Pertanyaan penelitian mengapa biasanya akan melahirkan sesuatu yang unik sehingga  menjadi topik penelitian.

2.    Heuristik

Heuristik berasal dari bahasa Yunani heuriskein  artinya menemukan.  Dalam metode penelitian sejarah heuristik adalah serangkaian tahapan dalam pengumpulan sumber-sumber dari berbagai jenis data penelitian. Sumber dan data penelitian berkaiatan dengan topik.

Heuristik merupakan metode yang digunakan oleh seorang sejarawan dalam menemukan bukti-bukti atau fakta sejarah. Seperti yang disampaikan oleh dudung Abdurrahaman (1990), metode heuristik adalah teknik riset yang dipergunakan dalam historiografi melalui keterampilan dalam menemukan, merinci, dan mengenali terkait topik tertentu dengan mempergunakan catatan-catatan kecil.



Berbagai sumber tentang suatu peristiwa yang akan diteliti harus dikumpulkan oleh peneliti sejarah. Sumber sejarah bisa berupa sumber benda seperti bangunan, benda budaya atau yang lainnya, bisa juga sumber bukan benda seperti sumber lisan dan sumber lainnya.

3.    Verifikasi

Verifikasi adalah tahapan peneliti melakukan terhadap sumber yang dikumpulkannya. Pemeriksaan meliputi kebenaran dan keaslian sumber yang didapat.  Verifikasi sering juga disebut dengan kritik sumber. Kritik sumber dilakukan terhadap dua aspek, yaitu kritik internal dan kritik eksternal.



Verifikasi (Kritik) Eksternal

Kritik eksternal adalah menguji  keaslian melalui bahan yang digunakan. Aspek yang diperhatikan waktu melakukan kritik eksternal adalah u autentitas (kesesuaian sumber), orisinalitas (keaslian), dan integritas (keutuhan sumber).

Verifikasi (Kritik) Internal

Kritik internal adalah untuk menguji isi dari sumber sejarah. Yang perlu diperhatikan dalam kritik insternal adalah  sifat sumber (keresmian sumber), latar belakang sumber. Kritik internal dapat dilakukan dengan membandingkannya dengan sumber lain.

4.    Interpretasi

Interpretasi adalah penafsiran dan analisi terhadap fakta-fakta yang ditemukan oleh peneliti. Pada tahap interpretasi peneliti akan menafsirkan dan melihat hubungan anatara satu fakta dengan fakta lain sehingga membentuk suatu rangkaian peristiwa yang bermakna.  Dalam melakukan penafsiran peneliti harus dengan objektif dan rasional

5.    Historiografi

Historiografi adalah tahap terakir dalam penelitian sejarah yaitu tahap penulisan peristiwa sejarah yang diteliti. Perlu dicatat bahawa dalam tahap penulisan, peneliti tidak hanya melaporkan semata tentang suatu peristiwa sejarah melainkan menuliskan peritiwa sejarah dengan pemahaman sesuai dengan pemikiranya.

 

   *Penulis adalah guru sejarah SMAN 1 Ampek Angkek-Sumatera Barat

 

 

PERUBAHAN PETA POLITIK PASCA PD II

 

PERUBAHAN PETA POLITIK PASCA PERANG DUNIA II



Kemenangan sekutu terhadap kelompok central mengakiri  perang kedunia kedua. Menyerahnya Jerman dan Jepang kepada sekutu mengakiri perang yang melibatkan hamper seluruh belahan dunia dan memakan banyak korban. Kemenangan sekutu dan berakhirnya perang dunia II membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap peta politik dunia pada abad ke 20.

Harapan dunia untuk terciptanya perdamaian dan ketentraman setelah berakirnya perang dunia II ternyata membutuhkan waktu dan perjuangan panjang mewujudkannya. Dunia kembali dihadapkan dengan konflik baru sebagai kelanjutan dari peristiwa perang duni II.  Perang dunia II menciptakan dua kekuatan besar dunia, Amerikas Serikat dan Unisoviet menjelma menjadi kekuatan yang mempengaruhi dunia. Kekuatan dan pengaruh kedua Negara ini sering juga disebut dengan lahirnya dua Negara super power, Amerika Serikat dan Unisoviet.

Amerika Serikat dan Unisoviet gencar mengembangkan pengaruh di dunia dengan kekuatan yang mereka miliki. Usaha mecari pengaruh kedua Negara ini menjadikan dunia kembali terpolarisasi menjadi dua kelompok yang ikut dengan Umaerika Serikat dan yang ikut dengan Unisoviet. Polarisasi ini dikenal dengan terbentuknya dua block besar yaitu block barat di bawah pengaruh Amerika Serikat dan block timur di bawah pengaruh Unisoviet.  Block barat di bawah Amerika Serikat dengan liberalis kapitalis sementara block timur di bawah Unisoviet tumbuh menjadi kelompok Negara-negara beraliran sosialis-komunis.

Polariasi Negara-negara menjadi dua kutub barat dan timur menjadi salah satu penyebab hubungan antar Negara yang didasari saling curiga mencurigai antara masing-masing block. Trauma psikologis akibat perang dunia kedua masih membekas sementara hubungan antar kelompok Negara diwarnai saling curiga. Perasaan saling curiga ini berakibat lahirnya konflik diberbebagai kawasan regional.. Duia kembali dihiasi oleh berbabagai konflik antar negara.

Hubungan dan pergaulan internasional yang diwarnai konflik semakin memanas ketika masing-masing kelompok membentuk kesepakatan pertahanan bersama dalam menghadapi bahaya ancaman dan serangan dari lawan-lawan mereka. Dimulai oleh Amerika Serikat membentuk pakta pertahanan berasama NATO, kemudian diikuti oleh Unisoviet membentuk Pakta Warsawa selanjutnya berdiri pakat pertahanan bersama lain di kawasan Asia SEATO,  dan pakta pertahan bersama lainnya. Pembentukkan pakta pertahanan bersama ini juga dibarengi dengan usaha masing-masing pakta pertahanan memperkuat diri dalam bidang persenjataan.


Oleh Mursal Y

KRITERIA KETERCAPAIAN PEMBELAJARAN

 

MERUMUSKAN KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP)




Oleh: Mursal Y

Mengukur ketercapaian pembelajaran  pada kurikulum merdeka menggunakan patokan kepada Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). KKTP harus dirumuskan oleh guru sejak awal penyusunan program pembelajaran guna membantu dan menjadi pedoman dalam melaksanakan assesment atau penilaian  setiap tujuan pembelajaran (TP)  dalam sebuah capaian pembelajaran (CP).  Perumusan  KKTP sangat dipengaruhi indikatorr tujuan pembelajaran (IKTP) yang disusun guru saat merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP).

Merumuskan KKTP memiliki beberapa perbedaan yang esensial bila dibandingkan dengan merumuskan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada kurikulum 2013. Kriteria Ketuntasan Mininal (KKM) pada kurikulum 2013 adalah patakoan untuk mengukur penguasaan kompetensi oleh siswa terhadap setiap KD yang dipelajarinya. KKM dirumuskan oleh guru berdasarkan kepada tiga faktor yaitu inteks siswa, kompleksitas materi dan daya dukung yang tersedia. Guru dalam merusmuskan KKM mulai dari KKM KD sampai pada KKM mata pelajaran. Rata-rata KKM KD menjadi KKM mata pelajaran, rata-rata KKM mata pelajaran menjadi KKM kelas dan rata-rata KKM kelas menjadi KKM satuan pendidikan. Pada kurikulum 2013 satuan pendidikan diberikan kewenangan untuk menetapkan KKM satuan pendidikan.

Fungsi KKM pada kurikulum 2013 adalah sebagai patokan untuk menentukan seorang siswa mencapai ketuntasan belajaratau tidak Sementara pada kurikulum merdeka tidak lagi menggunakan kata ketuntasan melainkan yang digunakan akan adalah kata ketercapaian. Perpedaan penggunaan kata ketuntasan dan ketercapaian pada kedua kurikulum sesungguhnya mempunyai substansi yang berbeda. 

Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) adalalah untuk melihat sejauh mana siswa mencapai kompetensi pada tujuan pembelajaran yang yang berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran. Kalau demikian diman letak perbedaanya antra KKTP dengan KKM. Secara sepintas kelihatannya sama namun kalau kita amati betul sesungguhnya berbeda. Ketercapaian Tujuan pembelajaran atau tercapai tidak tujuan pembelajaran oleh siswa digunakan untuk sebagai bahan analisis dan tindak lanjut untuk memperbaiki pembelajaran berikutnya. Ketuntasan Minimal berupa indikator berbentuk angka tanpa adanya penjelasan atau deskripsi tentang perbedaan angka-angka tersebut.  Misalnya seorang siswa memperoleh nilai 80 dari KKM 75, sementara siswa lain memperoleh nilai 90 dari KKM 75. Sementara dalam KKTP ketercapaian pembelajaran dideskripsikan dapat menggambarakan perbedaan  masing-masing tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran.

Berikut beberapa perbedaan antara KKM dengan KKTP

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

  1. Indikator tuntas pada  KKM menggunakan Angka mutlak seperti 75,78, 80
  2. Tiidak ada penjelasan atau deskripsi mengenai perbedaan angka indikator tersebut.
  3. Siswa yang tidak tidak mencapai indikator tuntas maka dilakukan remedial untuk mencapai angka ketuntasan minimal. 
  4. KKM cenderung meratakan kemampuan peserta didik hanya karena memiliki nilai yang sama.
  5. Tidak bisa membedakan penguasaan siswa yang memiliki nilai indikator yang sama dengan siswa lain

Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP)

  1. Indikator ketercapaian pempelajaran pada KKTP berbentuk deskripsi konkret mengenai keterampilan dan kompetensi yang dikuasai siswa.
  2. Indikator ketercapaian pembelajaran merupakan , sebagai bukti bahwa siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. 
  3. Indikator kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak seperti, 70,85,90. 
  4. Jika diperlukan guru diperkenankan menggunakan rentang/ interval  nilai misalnya 70-80, 81-90 dalam menetukan indikator KKTP dan tetap memberikan deskripsi/ keterangan mengenai tiap interval tersebut. 
  5. Deskripsi tentang perkembangan siswa menjadi lebih terukur dan personal sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.
  6. Siwa  yang mencapai nilai sama dengan siswa lain penjelasan dalam laporan hasil belajarnya bisa membedakannya.
  7. Penjelasannya  dalam deskripsi ketercapain pembelajaran benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, progres, dan area perkembangan masing-masing siswa.
  8. Bila ditemukan siswa  tidak mencapai indikator ketercapaian guru akan melakukan refleksi dan evaluasi. 

 

Guru dalam mengembangkan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) dapat menggunakan beberapa cara antara lain:

1.    Menggunakan Deskripsi Kriteria

2.    Mernggunakan pendekatan rubrik

3.    Menggunakan skala atau interval

Ketiga cara mengembangkan KKTP menggunakan deskriptif tentang capaian yang diperoleh oleh siswa. Deskripsi yang disusun guru mencakup kategori yang dicapai siswa seperti, Kurang, Cukup, Baik,  Sangat Baik, atau Kurang memadai, Memadai dan Sangat Memadai dan kategori lain.  Penentuan kategori perolehan pencapaian siswa tentu didasarkan kepada Tujuan Pembelajaran yang telah dirumuskan.

Deskripsi dan kategori pencapaian tujuan pembelajaran seperti yang diuraikan di atas bersifat kualitatif.  Di sisi lain kita menemukan rapor yang merupakan laporan pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa bersifat kuantitatif atau angka. Alan timbul pertanyaan-pertanyaan antara lain:

·       Bagaiamana dengan nilai rapor yang bersifat kuantitatif berupaangka mutlak ?  

·   Apa yang menjadikan dasar pertimbangan bagi guru untuk menetapkan seorang siswa mencapai kategori pencapaian tujuan mata pelajaran tertuntu ?

Jawaban dari pertanyaan yang pertama adalah mebuatkan interval nilai masing-masing kategori pencapaian. Misalnya dibawah 60 Kurang, 61-70 Cukup, 71-80 Baik, 81 ke atas Sangat Baik. Interval ketercapaian ini selanjutnya diolah menjadi nilai sumatif yang dilaporkan dalam rapor siswa. Pertanyaan selanjutnya adalah dasar penentuan kategori  ketercapaian tujuan pembelajaran siswa ?  Penentuan kategori pencapaian tujuan pembelajaran adalah indikator ketercapaian pembelajaran.

 Penentuan kategori pencapaian tujuan pembelajaran ini sekaligus sebagai jawaban pertanyaan apa yang menjadikan dasar pertimbangan bagi guru untuk menetapkan seorang siswa mencapai kategori pencapaian tujuan mata pelajaran tertuntu ? Dasar yang menjadi pertimbangan bagi guru untuk menetapkan seorang siswa telah mencapai atau belum tujuan pembelajaran adalah seberapa tujuan pembelajaran yang dirumuskan dicapai oleh masing-masing siswa. Untuk bisa mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran ini guru harus terlebih dahulu menentukan tanda-tanda atau cirri seorang siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Tanda-tanda pencapaian tujuan pembelajaran ini biasanya kita sebut dengan indikator pencapaian kompetensi pada kurikulum 2013 sedangkan pada kurikulum merdeka disebut dengan Indikator Ketercapaian Pembelajaran (IKTP).  IKTP diturunkan atau oleh guru saat merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) masing-masing Capaian Pembelajaran (CP) di setiap fase.

Berikut ini contoh simulasi perumusan KKTP berdasarkan IKTP setiap Tujuan Pembelajaran (TP).

No

Capaian Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran

Indikator Ketercapaian pembelajaran

KKTP

1

Peserta didik mampu konsep dasar studi sejarah yang meliputi  konsep manusia, ruang, waktu diakronis (kronologi), sinkronis, kausalitas perubahan berkelanjutan, kegunaan sejarah, metode penelitian sejarah

Setelah pembelajaran ……………... ……………… ……………..

……

 

1.    Menguraikan konsep ruang dan waktu dlm sejarah

2.    Menjelaskan konsep sinkronik dan diakronik

3.    Menguraikan fungsi sinkronik dan diakronik dalam penulisan sejarah

4.    Mengaitkan hubungan satu peristiwa dengan peritiwa lainnya

5.    Melakukan penelitian sederhana tentang sejarah masyarakat tempat tinggal siswa

6.    dst

Dari 5 indikator Ketercapaian pembelajaran (IKTP) yang diturunkan oleh guru dari kompetensi capaian pembelajaran, siswa baru bisa mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan misalnya minimal menguasi 3 IKTP.  Maka KKTP pada Tujuan Pembelajaran ini adalah 3/5 atau  60 %

 

Dari contoh perumusan IKTP di atas diperoleh KKTP pada Tujuan Pembelajaran tersebut adalah 60 %. Maka langkas selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah membuat interval dan pengelompokkan kategori pencapaian pembelajaran. Misalnya. Ketercapaiann di bawah 60 % belum tercapai atau kategori kurang, 60% - 70 % kategori telah tercapai, 71 % - 80 %  tercapai dengan baik, 81 % ke atas tercapai dengan sangat baik. 

Pengelompokan pengkategorian ketercapain pembelajaran di atas akan membantu guru saat melakukan pengelohan nilai sumatif. Guru bisa lebih mudah mengolah nilai dari bentuk persen ke nilai yang berbentuk angka dari 0 – 100.

PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA KE NUSANTARA

                                         PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA KE NUSANTARA   Oleh: Mursal Y    ...