TES DIAGNOSTIK

 

TES DIAGNOSTIK

Oleh: Mursal Y

Guru SMAN 1 Ampek Angkek

Keb. Agam- Sumatera Barat

 

Implementasi Kurikulum merdeka memperkenalkan kepada guru dan sekolah untuk melaksanakan tes diagnostik, atau lebih tepatnya dalam penerapan kurikulum merdeka guru dan sekolah diharuskan untuk melakukan tes diagnostik.  Sebenarnya tes diagnostik bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan. Tes diagnostik merupakan satu elemen yang harus dikerjakan guru sebelum melakukan pembelajaran. Mungkin saja karena selama ini tidak ada penekanan untuk dilaksanakan membuat kata tes diagnostik seakan hal baru yang harus kita kerjakan saat mengimplementasikan kurikulum merdeka.

 

Kalau demikian apa itu yang dimaksud dengan tes diagnostik.

 


Tes diagnostik adalah tes yang digunakan oleh guru  secara tepat untuk mengetahui permasalahan, kelebihan dan kelemahan yang dihadapi oleh peserta didiknya dalam belajar pada topik atau pokok bahasan tertentu. Hasil analisis tes diagnostik digunakan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.

Tes diagnostik yang dilakukan oleh guru ada dalam dua bentuk tes diagnostik yaitu tes diagnostik kognitif dan tes diakonostik non-kognitif.  Berikut akan diuraikan kedua tes diaknotik tersebut serta pelaksanaannya.

 

1.    Tes Diagnostik Kognitif

 

Tes diagnostik kognitif adalah yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik guna mengikuti pembelajaran pada topik atau pokok bahasan tertentu. Tes diagnostik dilakukan oleh guru setiap sebelum memulai topik atau pokok bahasan pembelajaran tertentu yang membutuhkan kemampuan  dasar bagi peserta didik untuk mengikutinya. Misalnya pada topik metodologi penelitian sejarah. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik tentang pengertian sejarah.  Topik  memahami konsep wilayah dan perencanaan tata ruang , kemampuan dasar yang harus dimiliki peserta didik adalah pengetahuan dasar geografi.   

Perlu dipahami oleh guru bahwa  tes diagnostik  bukan untuk mengukur penguasaan kompetensi peserta didik atau bukan untuk mengejar target kurikulum, melainkan tes diagnostik gunanya adalah untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan peserta didik. Berikut tujuan dilakukan tes diagnostic kogtif.

·         Mengidentifikasi kompetensi yang dimiliki peserta didik

·         Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan rata-rata kompetensi yang dimiliki peserta didik

·         Merancang program remedial untuk peserta didik dengan kompetensi di bawah rata-rata dan pengayaan untuk peserta didik yang memiliki kompetensi di atas rata-rata

 

Langkah-Langkah Pelaksanaan Tes Diagnostik Kognitif

a.    Persiapan

Untuk melakukan tes diagnostik kognitif langkah pertama yang dilakukan oleh guru adalah mempersiapkan kisi-kisi sederhana yang berisikan hal-hal yang akan diketahui dalam tes diagnostik. Bentuk kisi-kisi ini dapat dikembangkan oleh masing-masing guru sesuai dengan kompetensi dan kekhasan satuan pendidikan dan lingkungan. Yang perlu dicatat orientasi penyusunan kisi-kisi adalah beriorientasi kepada keterpakaian oleh peserta didik, bukan beriorientasi kepada penguasaan kompetensi. Berikut contoh blangko  kisi-kisi tes diagnostik kognitif.

 

KISI-KISI TES DIAGNOSTIK KOGNITIF

SATUAN PENDIDIKAN           : …………………

MATA PELAJARAN                 : ……………….

TOPIK/POKOK BAHASAN     : ……………….

KELAS DAN FASE                  : ……………..

TAHUN PELAJARAN              : ………………..

GURU MATA PELAJARAN    : ……………………

NO

Topik/ Pokok Bahasan Yang akan dipelajari

Materi Pokok

INDIKATOR SOAL

BENTUK SOAL

NO. SOAL

 

Kompetensi Dasar Yang Harus dimiliki siswa

1

2

3

5

6

7

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                      ………….., …………….2023

Mengetahui                                                                               Guru Mata pelajaran

Kepala Sekolah

 

______________                                                                      _______________

 

 

 

b.    Pelaksanaan

Tes diagnostik kognitif dilaksanakan setiap sebelum melakukan pembelajaran untuk topik atau pokok bahasan baru yang membutuhkan kompetensi dasar peserta didik untuk mengikutinya.

 

c.    Analisa dan Tindak Lanjut

 

Hasil tes diagnostik kognitif dianalisa oleh guru dengan cara mengelompokkan peserta didik kepada tiga kelompok:

Kelompok pertama yang memiliki kompetensi dasar di bawah rata-rata.  Peserta didik dalam kelompok ini diberikan remedial

Kelompok kedua peserta didik sudah memiliki kompetensi rata-rata. Kelompok ini tidak memiliki masalah untuk mengikuti topik atau pokok bahasan yang akan dipelajari

Kelompok ketiga peserta didik yang memiliki kompetensi di atas rata-rata. Kelompok ini diberikan pengayaan dan dapat dipakai sebagai tutor teman sebaya bagi teman-temannya

 

2.    Tes Diagnostik Non-Kognitif

 

Tes diagnostik non-kognitif adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kondisi psikologis, emosional, sosial, ekonomi dan kondisi keluarga peserta didik. Melalui tes diagnostik non-kognitif guru bisa menggali dan mengetahui aktivitas peserta didik di luar sekolah, pergaulan, kebiasaan dan hal-hal lain yang berhubungan dan mempengaruhi cara belajar dan hasil belajar mereka.

Tes diagnostik non-kognitif juga bertujuan untuk mengetahui bakat, minat dan cara belajar peserta didik. Untuk mengetahui bakat, minat dan gaya belajar peserta didik satuan pendidikan bisa bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang memiliki keahlian khusus untuk ini, misalnya lembaga-lembaga yang secara profesional menyediakan jasa untuk melakukan tes psikologi. Hasil tes yang dilaksanakan dengan bekerjasama dengan lembaga tes psikologi dianalisa dan direkap oleh bagian kesiswaan dengan memberdayakan guru BK.  Hasil rekap terutama gaya belajar peserta didik yang telah diolah oleh bidang kesiswaan dan guru BK di inforasikan dan didistribusikan ke guru untuk menjadi pedoman.  Gaya belajar peserta didik sangat dibutuhkan oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran yang berdeferensiasi.

 

Pertanyaannya apakah tes diagnostik non-kognitif cukup dilakukan oleh lembaga tes profesional atau juga harus dilakukan oleh setiap guru ?

 

Tes diagnostik non-kognitif yang membutuhkan keahlian khusus seperti untuk mengetahui bakat, minat dan gaya belajar dilaksanakan bekerjasama dengan lembaga profesional. Sementara untuk mengetahui hal lain  menyangkut kondisi psikolis, emosional, pergaulan, kondisi sosial ekonomi, kesehatan bisa dilakukan oleh setiap guru.  Untuk mengetahui kondisi ini dibutuhkan cara dan gaya dan keterampilan guru dalam bertanya. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa dapat memberikan informasi secara detail, terutama yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya, seperti kondisi keluarga dan hubungannya dengan orang tua maupun teman.  Dalam hal-hal tertentu guru dapat bekerjasama dengan guru BK untuk mendapatkan hal ini.

Tes diagnostik non-kognitif sangat dibtuhkan oleh guru guna mengetahui kondisi peserta didik yang dapat mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Dengan melakukan tes diagnostik non-kognitif guru dapat menegathui kondisi ekonomi, kondisi keluarga, pergaulan, aktivitas dan latar belakang peserta didik.  Pengetahuan ini akan bermanfaat bagi guru dalam memberikan layanan tindakan dan perlakuan terhadap peserta didik.

Hasil tes diagnostik non-kognitif ini sebaiknya terekap dalam buku administrasi guru dan wali kelas tidak hanya menjadi catatan administrasi bagian kesiswaan dan guru BK.  Selain administrasi berupa buka absensi dan buku nilai, guru juga harus memiliki buku kondisi non-kognitif peserta didik.  Buku kondisi non-kognitif peserta didik bisa dirancang oleh guru atau bisa menggunakan contoh blangko berikut ini.

 

BUKU KONDISI PESERTA DIDIK

SATUAN PENDIDIKAN      : ………………..

KELAS DAN FASE             : ……………….

TAHUN PELAJARAN         : ………………..

 

NO

NAMA SISWA

L/P

GAYA BELAJAR

CATATAN KHUSUS

1

 

 

 

 

2

 

 

 

 

3

 

 

 

 

.

 

 

 

 

.

 

 

 

 

.

 

 

 

 

 

Guru Mata Pelajaran

 

 

_______________

 

Terimakasih:

Semoga bermanfaat

.

 


4 komentar:

PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA KE NUSANTARA

                                         PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA KE NUSANTARA   Oleh: Mursal Y    ...